LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN
Mata Acara: Uji Mikrobiologis dan Viskositas Susu
Waktu Pelaksanaan: : Selasa, 05 Juni 2012
Disusun Oleh:
Nama : Jefri Sasongko
NIM : C1103013
Kelompok : 3
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu menguji mikrobiologis dan viskositas susu UHT
maupun susu segar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar
Teori
Susu
adalah salah satu hasil ternak selain daging dan telur. Susu merupakan bahan
pangan yang tersusun oleh zat – zat makanan dengan proporsi yang seimbang.susu
dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung zat – zat makanan penting.
Penyusun utamanya adalah air, protein , lemak dan vitamin.
Susu
biasanya dikenal sebagai minuman penguat tulang dan gigi karena kandungan
kalsium yang dimilikinya. Tetapi, sebenarnya ada banyak kandungan nutrisi yang
ada, misalnya fosfor, zinc, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, vitamin B2, asam
amino dan asam pantotenat. Tentu kandungan nutrisi ini bermanfaat untuk
menunjang kesehatan tubuh Anda. Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai
komposisi yang baik sehingga mudah ditumbuhi oleh mikroorganisme.
Warna
susu berkisar dari putih kebiru-biruan sampai kuning keemasan. Warna susu
tersebut dipengaruhi oleh jenis hewan, pakan, jumlah lemak atau padatan yang
terdapat di dalam susu. Susu dalam jumlah besar terlihat keruh, sedangkan dalam
bentuk lapisan tipis tampak sedikit transparan. Warna putih susu merupakan
refleksi cahaya globula-globula lemak, kalsium kasienat, dan koloid fosfat.
Warna kuning keemasan pada susu disebabkan karena adanya pigmen karoten. Warna
kuning pada susu juga sangat tergantung pada pakan hewan. Pakan yang tinggi
karoten, seperti wortel dan daun hijau menyebabkan warna susu menjadi lebih
kuning.
Susu
segar yang normal berasa agak manis dan memiliki aroma yang spesifik. Aroma
susu akan hilang jika susu didiamkan beberapa jam atau susu diletakkan pada
suhu rendah. Susu merupakan bahan makanan yang sangat mudah menyerap bau. Oleh
karena itu, dalam penanganan susu pada saat pemerahan dan penyimpanan perlu
dijaga, misalnya dengan menjaga kebersihan kandang ataupun ruang penyimpanan,
tidak meletakkan susu bersamaan dengan bahan makanan yang berbau tajam.
Berikut adalah jenis-jenis susu yang
bisa dikonsumsi :
1. Full Cream
Mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan
vitamin D.
2.
Low Fat
Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari
susu full cream
3. UHT
Merupakan singkatan dari Ultra-High Temperature-Treated.
Susu jenis ini adalah susu yang dipanaskan dalam suhu tinggi (140° C) selama 2
detik yang kemudian langsung dimasukkan dalam karton kedap udara. Susu ini
dapat disimpan untuk waktu yang lama.
4.
CLA
Susu ini bermanfaat bagi orang yang ingin merampingkan tubuh.
Kepanjangan dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam
pembentukan otot dan mempercepat pembakaran lemak.
5. Skim
Susu yang kandungan lemaknya lebih sedikit lagi, kurang dari 1%.
6.
Susu Evaporasi
Yaitu susu yang telah diuapkan sebagian airnya sehingga menjadi
kental. Mirip dengan susu kental manis, tetepi susu jenis ini rasanya tawar.
7. Susu Pasteur
Susu yang melalui proses pasteurisais (dipanaskan) 65° sampai
80° C selama 15 detik untuk membunuh bakteri patogen yang dapat menyebabkan
penyakit.
8.
Flavoured
Sebenarnya susu full cream atau low fat yang ditambahkan rasa
tertentu untuk variasi. Misalnya susu coklat, strawberry, pisang, dan rasa
lainnya. Umumnya memiliki kandungan gula yang lebih banyak karena penambahan rasa
ini.
9. Calcium Enriched
Susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan
lemaknya telah dikurangi.
Viskositas
atau kekentalan merupakan sifat reologi bahan makanan yang menggambarkan
besarnya hambatan atau resistensi cairan tersebut terhadap aliran, pengadukan
atau shaker. Cairan kental mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan
cairan encer.
Viskositas
dapat pula mencerminkan jumlah padatan yang terdapat di dalam suatu cairan.
Susu mempunyai viskositas yang lebih tinggi disbanding air. Pemanasan susu
dapat menurunkan viskositasnya, begitu pula sebaliknya susu dalam keadaan
dingin viskositasnya akan meningkat.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Bahan
Susu segar,
susu segar lama, susu UHT, MBRT (Methylene
Blue Reduction Test)
3.2. Alat
1. Test tube 4. Water bath
2. Gelas ukur 10 ml 5. Viskotester
3. Mikropipet
3.3.
Cara kerja
a.
Dimasukkan masing-masing sampel susu kedalam
wadah sampel hinggan dapat merendam rotor.
|
Diamati dan dicatat besarnya viskositas
sampel di jarum viskotester, pada saat jarum dalam keadaan stabil.
|
Rotor dipasang dan viskotester dinyalakan
|
b.
Mikrobiologis
Diinkubasi setiap tes tube pada water bath
suhu 37°C selama 30 menit
|
Setelah 30 menit
pertama, setiap test tube diamati perubahan warna yang terjadi, Bila warna
menjadi putih, dicatat waktu reduksi sampel tersebut selama 30 menit. Bila
belum terjadi perubahan warna menjadi putih, inkubasi dilanjutkan kembali
30 menit kembali, dengan sebelumnya test tube dibalik 1 kali secara
perlahan. Demikian seterusnya hingga maksimal 2 jam pengamatan. Bila
setelah 2 jam, warna sampel dalam test tube belum berubah, waktu reduksi
dicatat “ > 2 jam”.
|
setiap test tube dibalik 3 kali secara
perlahan
|
Ditambahkan 1ml methylene blue pada setiap
sampel
|
Diambil setiap sampel susu masing-masing 10 ml
dan dimasukkan dalam test tube
|
Test tube diinkubasi dalam water bath suhu
37°C selama 10 menit
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.4. Hasil
1.
Uji Mikrobiologis Susu.
NO
|
SAMPEL
|
WAKTU REDUKSI (MENIT)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
SUSU SEGAR
|
60
|
48
|
30
|
55
|
46
|
2.
|
SUSU UHT
|
> 2 jam
|
> 2 jam
|
> 2 jam
|
> 2 jam
|
> 2 jam
|
2.
Uji Viskositas Susu.
NO
|
SAMPEL
|
VISKOSITAS
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
SUSU SEGAR
|
0.7
|
0,7
|
0,7
|
0,7
|
0,7
|
2.
|
SUSU UHT
|
0,3
|
0,5
|
0,2
|
0,3
|
0,4
|
3.5. Pembahasan
Susu
merupakan bahan pangan yang mempunyai komposisi yang baik sehingga mudah
ditumbuhi oleh mikroorganisme. Warna susu berkisar dari putih kebiru-biruan
sampai kuning keemasan. Warna susu tersebut dipengaruhi oleh jenis hewan,
pakan, jumlah lemak atau padatan yang terdapat di dalam susu. Susu dalam jumlah
besar terlihat keruh, sedangkan dalam bentuk lapisan tipis tampak sedikit
transparan. Warna putih susu merupakan refleksi cahaya globula-globula lemak,
kalsium kasienat, dan koloid fosfat. Warna kuning keemasan pada susu disebabkan
karena adanya pigmen karoten.
Pada
acara praktikum tentang uji mikrobiologis susu baik UHT maupun susu segar ,
ternyata terjadi perubahan warna susu dari putih, agak biru dan kembali ke
warna putih kembali. Susu UHT ternyata lebih lama untuk perubahan warna dari
biru ke putih, dibanding susu segar. Hal ini berarti susu segar lebih mudah di
hinggapi mikroorganisme dari pada susu UHT, dalam kata lain kerja
mikroorganisme jauh lebih aktif.
Viskositas
atau kekentalan merupakan sifat reologi bahan makanan yang menggambarkan
besarnya hambatan atau resistensi cairan tersebut terhadap aliran, pengadukan
atau shaker. Cairan kental mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan
cairan encer.
Viskositas dapat pula mencerminkan jumlah
padatan yang terdapat di dalam suatu cairan. Susu mempunyai viskositas yang
lebih tinggi disbanding air. Pemanasan susu dapat menurunkan viskositasnya,
begitu pula sebaliknya susu dalam keadaan dingin viskositasnya akan meningkat.
Pada
pengukuran viskositas tentang susu segar rata – rata 0,7 dpa-s,sedangkan pada
susu UHT sebesar 0,3 dpa-s. Hasil pengujian menunjukan bahwa tingkat kekentalan
jenis susu berbeda, secara garis besar bahwa larutan susu bersifat encer.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Susu
merupakan bahan pangan yang mempunyai komposisi yang baik sehingga mudah
ditumbuhi oleh mikroorganisme. Susu UHT ternyata lebih lama untuk perubahan
warna dari biru ke putih, dibanding susu segar. Hal ini berarti susu segar
lebih mudah di hinggapi mikroorganisme dari pada susu UHT, dalam kata lain
kerja mikroorganisme jauh lebih aktif.
Pada
pengukuran viskositas tentang susu segar rata – rata 0,7 dpa-s,sedangkan pada
susu UHT sebesar 0,3 dpa-s. Hasil pengujian menunjukan bahwa tingkat kekentalan
jenis susu berbeda, secara garis besar bahwa larutan susu bersifat encer.
5.2. Saran
Alat-alat
praktikum sebaiknya dipersiapkan dengan baik agar kegiatan dapat berjalan lebih
cepat. Selain itu pemandu praktikum sebaiknya memandu jalannya praktikum dengan
lebih teliti lagi agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menyampaikan prosedur
kerja praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Hadwiyoto ,S. 1993. Tehnik Uji
Mutu Susu dan Olahannya.Liberti. Yogyakarta.
Legowo A.M., Kusrahayu., dan
Mulyani S. 2009.Ilmu dan Teknologi Susu.BP UNDIP. Semarang.
SNI ( Standar Nasional
indonesia). 1992. Tentang Syarat Mutu Susu Segar. Dewan Standarisasi Nasional-
DSN. Jakarta.